RESUME
FILSAFAT KOMUNIKASI DALAM MENGANTARKAN WACANA ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS DAN AKSIOLOGIS
I. PENGERTIAN DASAR
Sebelum membahas lebih jauh tentang filsafat komunikasi dan dimensi-dimensinya, terlebih dahulu kita mengerti tentang Komunikasi.Komunikasi sebagaimana telah didefinisikan oleh Claude Shannon dan Warren Waver, merupakan penyampaian informasi, ide, perasaan(emosi), keahlian, dan sebagainya, melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar, bentuk, grafik, dan sebagainya(dalam D.Lawrance dan W.Schramm, 1987:55). Sedangkan Filsafat sendiri merupakan pendekatan yang menyeluruh terhadap kehidupan dan dunia. Suatu bidang yang berhubungan erat dengan bidang-bidang pokok pengalaman manusia.Filsafat berusaha untuk menyatukan hasil-hasil ilmu dan pemahaman tentang moral, estetik, dan agama.
Dalam perkembangannya sendiri komunikasi mengalami dinamika yang runtut, dimulai dengan adanya ilmu Retorika sampai munculnya komunikasi massa.Di Indonesia sendiri Komunikasi dikembangkan oleh M.Alwi dahlan sebagai doctor pertama komunikasi.Sedangkan Filsafat dimulai dengan zaman phytagoras yang terkenal dengan rumus dan kebiksanaannya sampai aman Filsafat kontemporer.Cabang-cabang filsafat terdiri dari Metafisika, Epistemologi, Logika, Etika dan Estetika.Sehingga dalam pemaknaannya Filsafat mempunyai enam pandangan, yaitu sebagai berikut:
1. Filsafat sebagai suatu sikap
2. Filsafat sebagai sebauh metode
3. Filsafat sebagai kelompok persoalan
4. Filsafat sebagai sekelompok teori atau system pemikiran
5. Filsafat sebagai Analisa logis tentang bahasa dan penjelasan makna istilah dan
6. Filsafat merupakan Usaha untuk memperoleh pandangan yang menyeluruh.
Sedang untuk objek material filsafat adalah sesuatu yang dijadikan sasaran pemikiran dan objek formalnya adalah cara memandang sesuatu yang dijadikan objek.
Hubungan antara Filsafat dan komunikasi terletak pada sisi objek yang belum terjawabkan.Sperti yang terjadi di perguruan tinggi di Indonesia.Dimana Filsafat melengkapi hal-hal yang digunakan untuk menjelaskan komunikasi itu sendiri.
II. ONTOLOGIS DAN PENGERTIANNYA
Dalam bahasa kecilnya Ontologi mempertanyakan apa yang ingin kita ketahui, merupakan pengkajian teori tentang “ada”.Dalam perkembangannya ontology mengkaji “ada” yang keberadaannya tidak disangsikan lagi.Di dalamnya kita berfilsafat tentang sesuatu yang keberadaannya dipersepsi secara fisik dan tertangkap oleh indra. Para ahli filsafat memiliki pandangan yang berbeda-beda mengenai ontologi.Aristoteles memandang “ada” sebagai “ada” (being qua being).Ia menganggap segala sesuatu ada dengan sendirinya terhampar di alam.Sedangkan Heidegger juga membedakan ontologi dengan ontik(pandangan Aristoteles).Heidegger menolak menolak pemikiran ontologism aristoteles, Ia menyebut pandangan Aristoteles sebagai “ada-disana”(seinde), sesuatu yang menampilkan diri apa adanya.Karena baginya kebenaran “yang ada” untuk berbicara.Selain ontologi perlu kita ketahui Metafisika.Metafisika dimasukkan dalam bagian filsafat yang mengkaji tentang Ada(being).Bedanya dengan ontology adalah metafisika mengkaji ‘ada’ yang masih disangsikan kebenarannya(objek-objek non indrawi).Dalam konteks ilmu komunikasi, Ontologi berkaitan dengan sifat interaksi social. Bahwa penelitian ilmu komunikasi berpangkal pada idea tau lambang yang akan membawa persoalannya pada fungsi dari ide, fungsi dari lambang, dan selanjutnya ilmu komunikasi memperhitungkan efek, pengaruh dan akibat dari lambang, atau ide tersebut dalam masyarakat.
III. EPISTEMOLOGI ILMU KOMUNIKASI
Riset ilmiah sebagai awal dari cara untuk memperoleh pengetahuan.Maka disebutlah eistemologi, Epistemologi adalah filsafat yang mempelajari pengetahuan atau bagaimana orang mengetahui apa yang mereka akui mengetahuinya.Objek epistemologis adalah pengetahuan sedangkan objek formalnya adalah hakekat pengetahuan.Persoalan-persoalan penting yang dikaji dalam epistemologi berkisar pada masalah: asal-usul pengetahuan, peran pengalaman dan akal dalam pengetahuan, hubungan antara pengetahuan dengan kebenaran, kemungkinan skeptisisme universal, dan bentuk-bentuk perubahan pengetahuan yang berasal dari konseptualisasibaru mengenai dunia.Litlle john(2002:26) mengatakan pertanyaan sebagai isu-isu epistemology yang penting.Dalam hal ini ada 4 hal pokok yaitu:
I. Mentalisme atau rasionalisme(pengetahuan muncul dari kekuatan pikiran)
II. Empirisme(pengetahuan muncul dalam persepsi)
III. Kontruksivisme(secara pragmatis orang orang menciptakan pengetahuan)
IV. Konstrusionisme sosial(pengetahuan adalah produk interaksi simbolik)
Pengembangan dalam ilmu komunikasi melaui penelitian ilmiah membagi metode memperoleh pengetahuan dengan 3 analisis yaitu:
1. Analisis wacana
Analisis wacana merupakan studi tentang struktur pesan(Litlle john, 2002:76).Wacana adalah bacaan, wacana selalu mengandaikan pembicara /penulis, apa yang dibicarakan, dan pendengar/pembaca.Lebih tepatnya analisis wacana adalah telaah mengenai aneka fungsi(pragmatic) bahasa.
2. Analisis semiotic
Semiotika adalah ilmu tentang tanda-tanda(Preminger dalam sobur 2002:96). Analsis semiotika membahas tentang keragaman bahasa dalam tiga perspektif:semantika, yakni studi tentang makna;sintatika, yang berurusan dengan kaidah dan struktur yang menghubungkan tanda-tanda satu sama lain(misalnya tata bahasa); dan pragmatika, analisis penggunaan dan akibat permainan kata(Dan Nimmo, 2000:93).
3. Analisis Freming
Analisis freming adalah keluaran terbaru yang mengadopsi model analisis wacana. Analisis freming lebih dikhususkan padateks media.Dalam ranah komunikasi, analisis freming tradisi yang mengedepankan pendekatan atau perspektif multidispliner untuk menganalisis fenomena atau aktivitas komunikasi.
IV. AKSIOLOGI ILMU KOMUNKASI
Mengutip dari Bramei, aksiologi terbagi dalam 3 bagian pentingn, antara lain:
· Tindakan moral yang melahirkan etika
· Ekspresi keindahan yang melahirkan estetika
· Kehidupan social politik yang melahirkan filsafat social politik
Pada pengertiannya, para ahli ingin membedakan aksiologi dan nilai, bahwa aksiologi difokuskan pada nilai kegunaan ilmu.
Nilai, nilai dapahami sebagai pandangan, cita-cita, adat, kebiasaan, dan lain-lain yang menimbulkan tanggapan emosional seseorang/masyarakat tertentu.Nilai akan berkaitan dengan logika(nilai kebenaran), etika(nilai kebenaran antara pantas dan tidak pantas) dan estetika(nilai keindahan).
Dalam mengemas pikirannya dalam pesan atau lambang, seorang komunikator terlebih dahulu akan mengadakan value judgement (pertimbangan nilai), oleh karenanya aksiologi dalam ilmu komunikasi akan tercakup dalam logika, estetika, dan estetika.
V. REVOLUSI KOMUNIKASI
Revolusi sains menandai awal revolusi komunikasi.Bukti kalau komunikasi telah mengalami revolusi bias di lihat dari perubahan penggunaan komunikasi sejak komunikasi yang dilakukan hanya sebatas meniru bunyi-bunyian, sampai ketika komunikasi yang dilakukan menggunakan sarana teknologi seperti saat ini.
Komunikasi dalam sejarah klasik dibagi menjadi tiga bagian yaitu,
a) Retorika, merupakan seni berpidato yang bisa dipraktikkan didepan umum(public speaking) yang telah ada sejak zaman yunani dan terus berkembang sampai zaman modern.
b) Publizistik Wissenchaft, merupakan ilmu yang dipahami sebagai ilmu persuratkabaran(wissenchaf berarti science.merupakan perkembangan retorika.
c) Communication science, Ilmu komunikasi berasal dari ilmu persuratkabaran, yakni jurnalisme, atau pengetahuan mengenai selik beluk pemberitaan mulai dari peliputan bahan berita, melalui pengolahan sampai pengabaran berita.
Revolusi komunikasi tidak hanya terjadi pada teori ilmu komunikasi, tetapi juga pada ilmu komuniasi.Teknologi komunikasasi yang dimaksud disini adalah penggunaan teknologi sebagai media dalam komunikasi manusia.Mulai dari gaya gravitasi sampai penemuan materi baru seperti partikel.Revolusi teknologi membagi zamannya dalam empat periode yaitu:
1. Era komunikasi tulisan, Telah dimulai pada 4000 tahun SM oleh bangsa sumeria
2. Era percetakan, Dimulai dengan ditemukannya alat percetakan oleh Guttenberg pada tahun 1456.
3. Era telekomunikasi, Ditandai dengan pengiriman pesan secara telegrafis oleh Samuel morse peda tahun 1844.Dan berkembanglah radio, film, dan televise
4. Era komunikasi interktif, di tandai dengan ditemukannya computer dan satelit pada abad ke 17.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar